Penulis : Laura Ingalls Wilder
Halaman : 366
Penerbit : Libri
Kehidupan di padang rumput ternyata begitu keras. Tak hanya kawanan belalang yang merusak ladang mereka namun penyakit demam merah pun menimpa Mary, Carrie, Si Bayi Grace dan juga Ma. Bahkan penyakit itu sampai membuat Mary menjadi buta.
Pa tak menyukai daerah yang
mereka tinggali tersebut karena binatang buruannya telah terkuras habis. Ia
ingin pergi ke daerah barat dan mengambi sebidang tanah pertanian untuk tempat
tinggal. Namun hama belalang telah
membuat mereka tak mampu menghasilkan banyak uang ditambah lagi mereka harus membayar dokter karena penyakit demam merah.
membuat mereka tak mampu menghasilkan banyak uang ditambah lagi mereka harus membayar dokter karena penyakit demam merah.
Namun berkat Bibi Docia, saudara
Pa, Laura dan keluarga akhirnya meninggalkan Minnesota (latar belakang buku Di
Tepi Sungai Plum) menuju daerah Dakota. Masa itu adalah masa pembanguna jalan
kereta api serta tahap-tahap terakhir pemukiman daerah Barat. Sambil menunggu
kesempatan untuk mencari dan menempati serta mengusahakan tanah yang dijanjikan
pemerintah, untuk sementara Pa bekerja pada perusahaan kereta api.
Laura dan keluarga melewatkan
musim dingin di rumah para juru ukur yang tetangga terdekatnya terletak
kira-kira tujuh puluh lima kilometer jauhnya. Saat-saat menegangkan terjadi
waktu Laura dan Mary untuk pertama kalinya naik kereta api dan juga ketika
terjadi usaha perampasan uang gaji para pekerja kereta api yang dipercayakan
kepada Pa.
Ketika Pa pergi mendaftarkan
tanah yang telah dipilihnya ia hampir tak berhasil, namun berkat pertolongan Tn
Edwards yang mereka kenal ketika tinggal di tepi sungai Verdigris maka akhirnya
Pa berhasil mendapatkan hak atas sebidang tanah di daerah tersebut. Di Musim
semi Pa kemudian mendirikan bangunan kayu pertama di tempat calon kota dekat
tanah milik mereka. Dua minggu kemudian kota yang baru itupun kemudian lahir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar