Sabtu, 09 Maret 2013

Di Tepi Sungai Plum

Judul : Di Tepi Sungai Plum
Penulis : Laura Ingalls Wilder
Halaman : 362
Penerbit : Libri
Buku Di Tepi Sungai Plum merupakan buku ke empat lanjutan dalam Seri Rumah Kecil karya Laura Ingalls Wilder. Laura dan keluarganya terpaksa meninggalkan rumah mereka yang berada di tengah padang rumput karena ternyata tanah yang mereka tempati adalah daerah Indian. Dengan terpaksa mereka sekeluarga kembali berkelana dengan kereta bertudung mereka menuju barat.
Laura dan saudara-saudaranya terpaksa harus tinggal di tempat yang aneh-aneh dalam perjalanan mereka ke daerah barat yang masih liar dan belum dikenal. Dalam buku ini diceritakan bagaimana mereka mula-mula harus tinggal di rumah kecil yang dibuat di bawah tanggul sungai dan
karena tinggal dibawah tanah itulah maka pada suatu hari seekor sapi pernah terperosok dilangit-langit rumah mereka.
Kegembiraan Laura dan keluarga kemudian terasa lengkap ketika akhirnya mereka dapat pindah ke sebuah rumah yang walaupun kecil namun merupakan rumah sungguhan dan bukan rumah yang berada dibawah tanggul sungai lagi. Dan karena kota terdekat hanya berjarak dua setengah mil maka Laura dan Marypun kemudian pergi bersekolah untuk pertama kalinya. Di sekolah inilah mereka kemudian mengenal Nellie Oleson yang dikemudian hari selalu bermusuhan dengan Laura.
Nellie Oleson selalu mengejek Laura sebagai gadis desa dan ia selalu menyombongkan dirinya sebagai gadis kota yang kaya karena ayahnya memiliki toko di kota. Walau Laura sering dibuat kesal dengan ejekan Nellie namun ia begitu gembira ketika diundang pada pesta ulang tahun Nellie. Ketika Laura kemudian mengadakan pesta dirumahnya maka iapun mengundang Nellie dan memakai momen tersebut untuk balas dendam dan mengerjai Nellie di sungai.
Kehidupan di padang rumput tetap bukan merupakan hal yang mudah buat Laura dan keluarganya. Berbagai cobaanpun harus mereka hadapi seperti ketika kawanan belalang menghancurkan panenan mereka sehingga memaksa Pa harus bekerja ke tempat yang sangat jauh dari rumah. Cobaan lain adalah ketika Pa terjebak dalam badai salju yang dahsyat ketika ia pergi ke kota untuk mengambil hadiah natal.


Entah dengan cara apa pun, kita pasti berhasil mengatasi kesulitan ini”
Semangat, Pantang Mundur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar