Judul Buku : Harry Potter dan Batu Bertuah
Penulis : JK. Rowling
Halaman : 384
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Ringkasan Cerita :
Harry Potter
adalah seorang anak yang tampaknya biasa, hidup dengan keluarga yang
berhubungan darah dengan-nya, keluarga Dursley di Little Winning Surrey,
Privet Drive Nomor 4. Pada ulang
tahunnya yang kesebelas, Harry mengetahui dari seorang asing yang
misterius, Rubeus Hagrid, bahwa ia sebenarnya
seorang penyihir, terkenal di Dunia sihir karena dapat bertahan dari serangan Lord Voldemort yang jahat ketika Harry masih bayi. Voldemort membunuh orangtua Harry, tetapi serangan kepada Harry gagal dilakukan, kejadian tersebut menyisakan bekas luka
seorang penyihir, terkenal di Dunia sihir karena dapat bertahan dari serangan Lord Voldemort yang jahat ketika Harry masih bayi. Voldemort membunuh orangtua Harry, tetapi serangan kepada Harry gagal dilakukan, kejadian tersebut menyisakan bekas luka
berbentuk sambaran kilat di dahi Harry dan membuat Voldemort tewas.
Hagrid mengungkapkan kepada Harry bahwa ia telah diundang untuk
bersekolah di Hogwarts,
sebuah Sekolah Sihir. Setelah membeli perlengkapan sekolahnya di Diagon
Alley, harry berangkat dengan menggunakan kereta ke Hogwarts melalui
Platform 9 ¾ yang tersembunyi di Stasiun King Cross
Di kereta, Harry bertemu dengan Ronald Weasley,
anak dari keluarga penyihir tapi bukan penyihir darah-murni (bukan 100%
orang tua penyihir), dan Hermione Granger, seorang penyihir yang lahir
dari orang tua Muggle (bukan penyihir). Begitu mereka tiba di sekolah,
Harry dan semua siswa tahun pertama yang lain dibagi ke dalam empat
kelompok asrama yang berbeda: Gryffindor, Hufflepuff, Ravenclaw, dan Slytherin.
Slytherin terkenal karena menjadi kelompok sihir hitam dan penyihir
jahat, Harry berhasil meyakinkan Topi Seleksi yang ajaib untuk tidak
menempatkannya di Slytherin. Dia ditempatkan di Gryffindor, bersama
dengan Ron dan Hermione.
Di Hogwarts, Harry mulai belajar sihir dan juga menemukan lebih
banyak tentang masa lalunya dan orang tuanya. Harry diikutkan dalam tim
Gryffindor dalam perlombaan Quidditch (perlombaan dengan menggunakan
sapu terbang) dan menjadi seorang Seeker. Ia juga akhirnya mengetahui
bahwa ayahnya adalah seorang Seeker.
Suatu malam, Harry, Ron, dan Hermione menemukan anjing berkepala tiga
raksasa di Koridor Terlarang di lantai tiga sekolah. Mereka berhasil
melarikan diri dari Troll raksasa dan setelah Harry hampir terlempar
dari sapunya karena sihir kuat dari seseorang dalam salah satu
pertandingan Quidditch, Mereka menganggap bahwa seseorang sedang mencoba
untuk melewati anjing tersebut. Harry menemukan Cermin Tarsah yang
dapat menunjukkan keinginan hati seseorang. Kepala sekolah Albus
Dumbledore memindahkan cermin itu dan menyarankan Harry untuk tidak
mencarinya lagi. Dengan menggunakan informasi dari Hagrid yang
mengucapkannya tanpa sengaja, Hermione menemukan bahwa anjing itu
menjaga Batu Bertuah, sebuah batu yang dapat digunakan untuk memberikan
hidup abadi kepada pemiliknya. Harry menyimpulkan bahwa guru ramuannya,
Severus Snape, mencoba untuk mendapatkan batu tersebut. Harry tertangkap
ketika ia keluar dari asrama pada malam hari dan ia ditahan. Ketika
membantu Hagrid di hutan gelap, ia melihat sosok berkerudung meminum
darah unicorn untuk penyembuhan. Harry menyimpulkan bahwa sosok
berkerudung itu adalah Voldemort dan ia juga menyimpulkan bahwa Snape
sedang mencoba untuk mendapatkan batu bertuah tersebut untuk
mengembalikan Voldemort dengan kekuatan penuh.
Setelah mendengar dari Hagrid bahwa anjing akan tertidur jika
dimainkan musik dan ketika ia kelepasan berbicara tentang hal tersebut
kepada seorang pria di bar lokal pada suatu malam, Harry, Ron, dan
Hermione mengambil kesimpulan bahwa Snape adalah orang di bar itu dan
berusaha untuk memperingatkan Dumbledore. Setelah mengetahui Dumbledor pergi
untuk suatu urusan, mereka menyimpulkan bahwa Snape pasti akan mencoba untuk
mencuri batu malam itu. Harry dan kedua sahabatnya memutuskan untuk menemukan batu itu sebelum
Snape menemukannya lebih dulu.
Mereka menghadapi serangkaian hambatan seperti: selamat dari tanaman
mematikan, terbang untuk menemukan kuci terbang itu dengan sengit, dan
memenangkan pertandingan catur yang mempunyai biji catur sebesar
manusia. Trio itu menggunakan keahlian mereka untuk mengatasi berbagai
rintangan. Hermione menggunakan pengetahuannya tentang mantra untuk
melewati tanaman tersebut, Harry menggunakan keterampilan sebagai Seeker
untuk mendapatkan kunci terbang itu, dan Ron menggunakan
keterampilannya bermain catur untuk memenangkan pertandingan catur.
Namun, Ron hampir terbunuh dalam pertandingan tersebut dan Hermione
bersama Ron tinggal di tempat pertandingan sedangkan Harry berjalan ke
ruang selanjutnya.
Di ruang terakhir, Harry menemukan bahwa tenyata bukan Snape yang
menginginkan batu tersebut, tetapi guru Pertahanan terhadap Ilmu Hitam,
Profesor Quirrell. Quirrell mengungkapkan bahwa ia yang membebaskan
troll itu dan mencoba membunuh Harry dalam pertandingan Quidditch. Dia
juga mengungkapkan bahwa Snapelah yang telah melindungi Harry dan
mencoba menghentikan Quirrell sepanjang tahun. Karena sesuatu hal yang
dilakukan oleh Dumbledore, Harry menemukan batu itu di sakunya setelah
melihat dirinya di dekat Cermin Tarsah . Ketika Quirrell mencoba untuk
menangkap Harry untuk mendapatkan jawaban dari Harry tentang apa yang
dilihatnya pada cermin itu, Quirrell membuka sorbannya dan terlihat
bahwa Voldemort tinggal di bagian belakang kepalanya. Harry mencoba
untuk melarikan diri tetapi Quirrell mengeluarkan api dengan cara
menjentikkan jari-jarinya untuk menjebak dia. Voldemort mencoba untuk
meyakinkan Harry untuk memberinya batu tersebut dengan menjanjikan untuk
menghidupkan orangtuanya kembali dari kematian, tapi Harry menolak.
Quirrell mencoba untuk membunuhnya tetapi sentuhan Harry mencegah
Quirrell untuk menyakiti Harry dan menyebabkan tangannya menjadi debu.
Quirrell kemudian mencoba untuk mengambil batu itu tetapi Harry memegang
wajahnya, sehingga Quirrell berubah menjadi debu dan mati. Ketika Harry
mencoba untuk berdiri, roh Voldemort melewati Harry dan menjatuhkannya
hingga Harry menjadi pingsan sebelum menghilang.
Harry menemukan dirinya di rumah sakit sekolah dengan Profesor
Dumbledore di sisinya. Dumbledore menjelaskan bahwa batu tersebut telah
dimusnahkan, dan juga memberitahukan bahwa Hermione dan Ron baik-baik
saja. Quirrell terbakar ketika menyentuh Harry karena, ketika ibu Harry
meninggal saat menyelamatkannya, kematiannya memberi Harry sebuah
kekuatan, yaitu kekuatan cinta untuk melindungi Harry dari Voldemort.
Pada pesta akhir tahun, Dumbledore memberikan poin asrama pada
menit-menit terakhir kepada Harry, Ron, Hermione, dan Neville karena
keberanian dan kecerdasan mereka, sehingga Gryffindor memenangkan Piala
Asrama. Sebelum Harry dan seluruh siswa berangkat meninggalkan Hogwarts
untuk liburan musim panas, Harry menyadari bahwa ketika setiap siswa
lainnya pulang, Hogwarts adalah rumahnya yang sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar